you're reading...
Artikel

Fenomena Di Awal Ramadhan Tahun Ini


Awal Ramadhan kali ini terasa ada yang berbeda dengan Ramadhan sebelum-sebelumnya. Kalau di Ramadhan tahun lalu, mulai dari akhir Sa’ban hingga hari kedua Ramadhan, ponsel kita banyak dibanjiri SMS yang isinya pesan-pesan silaturahim, saling meminta ma’af, ataupun ucapan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Bahkan tak jarang ada pelanggan seluler yang inbox SMS-nya penuh pada saat-saat tersebut.

Pada awal Ramadhan kali ini pun hal serupa terjadi, hanya saja kalau kita perhatikan volumenya jauh  berkurang. Jumlah SMS ucapan selamat Ramadhan serta saling berma’af-ma’afan yang masuk ke ponsel kita tidak sebanyak SMS sejenis pada awal Ramadhan tahun lalu. Apakah ini pertanda bahwa budaya silaturahim di masyarakat kita sudah mulai memudar ?


Sebelum menjawabnya, coba buka dan perhatikan account facebook, google+, twitter ataupun message di BMM kita pada awal Ramadhan ini. Maka akan terlihat banyak rekan-rekan kita yang mengucapkan selamat puasa Ramadahan dan saling berma’af-ma’afan dengan menggunakan account jejaring sosial ataupun BBM-nya. Dari sini kita simpulkan bahwa antusiasme masyarakat kita untuk saling bersilaturahim di awal Ramadhan masih tetap tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya, hanya saja saat ini media yang digunakan sudah lebih bervariasi dan terjadi perpindahan volume dari SMS ke media-media lain seperti facebook, twitter, BBM, ataupun aplikasi massager lainnya  yang berbasis internet.

Dengan melihat data-data berikut ini mungkin kita akan mengerti mengapa fenomena di atas bisa terjadi, :

  • 53 persen pengguna internet Indonesia mengakses internet melalui telepon genggam.  [1]
  • Indonesia menempati posisi kedua terbanyak pengguna Facebook di dunia dengan jumlah 39.171.320  pengguna per Juli 2011. Jumlah pengguna Facebook asal Indonesia hanya kalah oleh Amerika Serikat yang menempati posisi pertama dengan 151.861.960. [2]
  • Indonesia  menempati posisi pertama jumlah pengguna twitter 20,8 persen. [3]
  • Walaupun tidak ada data yang resmi, sampai Juli 2011 jumlah pengguna Blackberry Indonesia diperkitakan berada dalam angka 4-5 juta.

Lebih hemat, itulah mungkin alasan utama kenapa sebagian besar  rekan-rekan kita  lebih memilih jejaring social ketimbang SMS dalam mengirimkan pesan-pesan silaturahim dan ucapan selamat Ramadhan. Ya, untuk mengirim broadcast message, jejaring social + BBM yang tarifnya kebanyakan flat memang lebih murah dibandingkan dengan SMS yang hitungan tarifnya per SMS.

Selain itu, dibandingkan dengan SMS, mengirim pesan silaturahim dengan jejaring social akan menimbulkan kesan lebih komunikatif karena dapat melibatkan banyak orang sekaligus dalam sebuah perbincangan.

Penggunaan fasilitas pesan multimedia yang jauh lebih baik dengan biaya yang sama atau bahkan lebih murah dibandingkan dengan SMS  juga menjadi salah satu alasan mengapa pengguna seluler lebih memilih menggunakan media social dalam menyampaikan pesan-pesan silaturahim dan selamat Ramadhan kali ini.

Kesimpulan dari fenomena ini adalah ada perubahan pada media   texting yang digunakan pelanggan seluler kita, dari sebelumnya texting melalui SMS berubah menjadi menggunakan jejaring social seperti facebook , goolge+, dan twitter serta  applikasi messager  seperti BBM, YM, gtalk, dan aplikasi berbasis internet lainnya.

Pertanyaannya  kemudian, apakah texting melalui internet (facebook, twitter, google+, BBM, dan aplikasi messager lainnya ) ini mengancam kejayaan SMS di Indonesia?

Untuk saat ini mungkin belum. Lambatnya penetrasi internet di tengah masyarakat kita mungkin menjadi penyebabnya, dimana saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia hanya sekitar 45 juta, dan sampai 2015 diprediksi baru mencapai 120 juta (Ditjen Postel Juni 2011). Bandingkan pula dengan penetrasi seluler yang sangat cepat, dimana saat ini pelanggan seluler di Indonesia  sudah mencapai 180 juta [4].Walaupun 53 persen  pengguna internet (sekitar 24 juta) mengakses menggunakan telepon genggamnya, tapi jumlahnya masih sangat kecil bila dibandingkan jumlah seluruh pelanggan seluler di Indonesia (hanya 13 persen).

Sebagai pembanding, kita bisa melihat Cina, dengan jumlah pengguna ponsel sudah mencapai 900 juta orang, tapi hanya sekitar  303 juta yang digunakan untuk mengakses internet. Sedangkan jumlah seluruh pengguna internet di Cina mencapai 485 juta orang. [5]

Dengan dua data pembanding ini, sepertinya layanan texting konvensional seperti SMS masih akan lebih banyak digunakan oleh pengguna daripada layanan texting berbasis internet. Artinya pula, walaupun teknologi seluler sudah cukup canggih, tapi pengguna masih lebih suka menggunakan layanan seluler “jadul” seperti SMS dibandingakan dengan berbagai macam layanan texting canggih yang bisa diakses dengan mobile internet.

Walaupun demikian, untuk segment-segment pengguna tertentu pergeseran itu sudah terjadi, dimana  SMS sudah mulai ditinggalkan dan diganti dengan berbagai macam service texting yang  berbasis internet. Hanya saja jumlahnya sedikit bila dibandingkan dengan jumlah seluruh pelanggan seluler di Indonesia.  Mungkin saja, saya dan Anda termasuk dalam kelompok kecil yang mengalami perubahan ini.

Referensi :
[1] Nielsen Southeast Asia Digital Consumer Report  Juli 2011
[2] Socialbakers.com Juli 2011
[3] ComScore Juli 2011
[4] Ditjen Postel Juli  2011
[5] Pusat Informasi Jaringan Internet Cina Juli 2011

Discussion

No comments yet.

Leave a comment

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.